Oh! My Gran
Oh Moon-hee (Na Moon-hee) mengalami dimensia. Ia tinggal bersama putranya, Du-won (Lee Hee-joon) yang sudah bercerai dan punya putri kecil yang lucu, Bo-mi.
Karena keadaannya, Moon-hee sering merasa bersalah pada Du-won dan berpikir untuk bunuh diri. Tapi Du-won, meski kadang dibuat kesal oleh tingkah ibunya, tapi sebenarnya juga sangat menyayangi ibunya dan merawatnya dengan baik.
Suatu hari, Bomi mengalami kecelakaan ketika sedang pergi bersama sang Nenek. Pelakunya kabur. Moon-hee yang dimentia, hanya ingat sepotong-sepotong dari pelaku. Bersama Du-won, mereka pun berusaha mencari siapa sebenarnya pelaku tabrak lari tersebut.
Sebuah cerita keluarga yang digabungkan dengan sedikit crime. Dan yang agak berbeda, meskipun ada unsur crime-nya karena film ini disajikan dengan nuansa yang ringan dan lebih banyak mengeksplor hubungan si Nenek dan Duwon. Lumayan menghibur sih, cuma saja, pada beberapa bagian menurut saya film ini terlalu ‘ricuh’ sehingga terkesan melelahkan. Terutama karakter Du-won yang sebentar-sebentar ngamuk. Not bad sih, tapi pada beberapa bagian terasa over. Tapi secara keseluruhan, cukup menghibur.
Cast:
Na Moon-hee – Oh Moon-Hee
Lee Hee-joon – Du-Won
Choi Won-young – Detektif Kang
Lee Jin-joo – Bo-Mi
Jeon Bae-su – Kepala Dep. Han
Kim Ye-Eun – Han Jae-Sook
Kim Sun-Kyung – Pan Geum-Bak
Judul: Oh! My Gran
Sutradara: Jung Se-kyo
Penulis: Kim Soo-Jin
Rilis: 2 September, 2020
Durasi: 109 menit
Distributor: CGV Arthouse
Negara/Bahasa: Korea Selatan/ Korea
Just Between Lovers
Saya pernah nonton drama ini waktu baru rilis, tapi nggak selesai, karena setelah nonton 2-3 episode pertama, ngerasa underestimate kalau ceritanya bakal klise belaka. Di samping itu, cast drama ini juga nggak ada yang saya favoritin. Won Jin-A waktu itu belum seterkenal sekarang (ini debut dramanya) dan Lee Joon-ho, nggak tahu kenapa, saya kurang suka sama wajahnya.
Tapi kemudian setiap kali baca review, komen tentang drama ini selalu positif. Saya juga kemudian agak ngefans sama Jinah setelah dia dipasangkan sama my fave actor Jo Seung-woo di drama Life. She’s lovable; cantik yang nggak tipikal artis Korea kebanyakan, suaranya enak didengar dan aktingnya juga lumayan.
Jadilah kemudian saya mutusin menonton ulang drama ini. Dan yah, agaknya penilaian saya pertama terlalu underestimate. Kenyataannya, drama ini jauh dari klise dan juga ceritanya nggak predictable. Alih-alih, ini semacam drama healing dari orang-orang dengan trauma masalalu.
Ha Moon-soo (Won Jin-A) dan Lee Gang-doo (Lee Joon-ho) adalah dua korban selamat dalam sebuah kecelakaan berupa runtuhnya mall. Kala itu, keduanya masih remaja. Moon-soo ke mall untuk menemui cinta monyetnya, dan ia datang bersama adik perempuannya karena ibunya sibuk. Sementara Gangdoo, yang bercita-cita jadi pemain bola, kebetulan makan di kafe yang sama tempat Moon-soo ketemuan.
Lalu peristiwa naas itu terjadi. Adik Mon-soo meninggal. Pun cinta monyetnya setelah sempat bertemu Gangdoo. Moon-soo dan Gang-doo setelah terjebak beberapa waktu, akhirnya berhasil diselamatkan. Tapi peristiwa itu meninggalkan trauma mendalam bagi mereka, juga orang-orang di sekitarnya.
Setelah kejadian itu, orang tua Moon-soo tinggal terpisah karena diliputi duka dan rasa bersalah. Dan Moon-soo harus melihat orang tuanya yang seolah hidup tanpa tujuan. Sementara Gangdoo, cacat kakinya sehingga tak lagi bisa mewujudkan mimpinya jadi pemain bola. Ia juga dihinggapi mimpi buruk dan hidupnya berantakan.
Keduanya kemudian bertemu di sebuah perusahaan kontruksi yang sedang ingin membangun memorial park untuk kejadian itu. CEO nya adalah Seo Joo-won (Lee Ki-woo), anak dari arsitek yang dulu membangun mall yang runtuh. Joo-won juga mengalami kepahitan dari kejadian itu, karena ayahnya yang merasa bersalah, kemudian bunuh diri.
Ketika tiga tokoh ini dimunculkan di awal, saya mengira kalau drama ini akan berkutat pada cinta segitiga yang sangat biasa dalam drakor. Tapi ternyata saya salah. Yah, cinta segitiganya memang ada, tapi nggak akan jadi fokus cerita kok. Cerita drama akan lebih fokus pada bagaimana orang-orang ini berusaha menemukan penyembuhan dari luka masalalu mereka. Dan cerita juga nggak cuma terfokus ke mereka, karena ada karakter-karakter lain yang punya latar belakang cerita dan karakter sama menarik dan kuatnya.
Menurut saya, hanya sedikit drama yang bikin penonton tertarik untuk mengikuti side story dari side characters, dan drama ini salah satunya.
Ada Jung Yoo-jin, atasannya Joo-won yang naksir Jo-woon sejak jaman kuliah. Yah, dia adalah 2nd female lead tapi ternyata jauh dari annoying. Alih-alih, meskipun terlihat dingin dan angkuh, ia adalah sosok yang smart dan baik hati. Hal yang jarang pada sosok 2nd female lead. Joo-won si 2nd lead juga sosok yang menarik, tapi nggak sampai bikin SLS dan dia tetap rasional sampai akhir.
Selain itu ada pasangan Ma-ri ( Yoon Se-ah), seorang pemilik bar yang kemudian jatuh cinta pada Jung Yoo-taek ( Tae In-ho), kakaknya Yoo-jin yang nggak bahagia dengan pernikahannya. Terus juga, ada si Nenek (Na Moon-hee) yang jadi ibu asuhnya Gangdoo; Jaeyung (Kim Hye-jun), adiknya Gangdoo yang jadi dokter yang keliahtan tough; Kim Wan-jin (Park Hee-von), sahabatnya Moon-soo, penulis webtoon yang selalu ceria meskipun disable; Sang-man, adik angkatnya Gangdoo yang agak terbelakang, kedua orang tuanya Moon-soo…
Pokoknya baguslah, karena ceritanya terasa solid. Ada banyak cerita, tapi tetap fokus. Beberapa adegan mampu bikin saya mewek. Semua castnya, meski bukan nama-nama besar, tapi bermain dengan apik. Bahkan Won Jin-A di sini adalah drama dia yang pertama. Dan menurut saya pantas banget kalau kemudian ia diganjar sebagai Best New Actress karena memang aktingnya stealer di sini. Adegan-adegan emosionalnya terasa real, dan meskipun aktris baru, tapi screen presence-nya dia sudah kuat.
Sementara Lee Joon-ho juga main dengan bagus ngeblend sama karaktenrya. Meski pada beberapa bagian, saya agak capek dengan karakternya karena kadang terlalu suram melihat hidup dan yah, karakternya digambarkan begitu penuh penderitaan. Tapi untunglah, endingnya, everybody happy.
Selain cerita dan cast penggambaran latarnya yang dunia kontruksi juga terlihat meyakinkan. Dunia kerjanya nggak cuma jadi tempelan kayak beberapa drakor. Selain itu, saya juga mengapresiasi costum dan makeupnya drama ini yang terkesan natural dan standar, membuat karakternya terlihat lebih real sebagai ‘orang-orang biasa’. Terutama makeup dan kostumnya karakter Moon-soo yang simple dan begitu-begitu saja. Gambar-gambarnya jernih dan enak dilihat, tapi juga terlihat real, nggak diindah-indahkan atau kebanyakan filter kayak kebanyakan drakor. Overall, saya suka semua karakternya, saya suka ceritanya. Good drama!
Cast:
Lee Joon-ho – Lee Gang-doo
Won Jin-A – Ha Moon-soo
Lee Ki-woo – Seo Joo-won
Kang Han-Na – Jung Yoo-jin
Kim Hye-jun – Lee Jae-young (adiknya Gangdoo)
Yoon Se-ah – Ma-ri
Kim Gang-hyun – Sang-man
Na Moon-hee – Nenek
Yun Yoo-sun – ibunya Moon-soo
Ahn Nae-sang – ayahnya Moon-soo
Park Hee-von – Kim Wan-jin (sahabatnya Moon-soo)
Tae In-ho – Jung Yoo-taek
Nam Gi-ae – ibunya Joo-won
Han Seo-jin – Ha Yeon-soo
Park Gyu-young – So-mi
Kim Min-kyu – Jin-young (asistennya Wanjin)
Nam Da-reum – Gangdoo remaja
Park Si-eun – Moonsoo remaja
Shin Hyun-bin – arsitek (cameo ep. 16)
Judul: Rain or Shine / Just Between Lovers/ Geunyang Saranghaneun Sai
Sutradara: Kim Jin-won
Penulis: Yoo Bo-ra
Tayang: JTBC, 11 Desember 2017 – 31 Januari 2018
Episode: 16
A Little Princess
Mal-soon (Na Moon-hee), nenek tua miskin yang tinggal sendirian. Sehari-hari, ia bekerja sebagai pedagang kaki lima. Suatu hari, seorang gadis kecil, Gong-ju, yang datang bersama bayi dalam gendongannya dan mengaku sebagai anak dari putrinya yang dulu lari dari rumah dan sekarang sudah meninggal.
Maka demikianlah, Gong-ju tinggal bersama Mal-soon. Semuanya baik-baik saja meski mereka hidup susah. Gong-ju anak yang tangguh dan mandiri. Namun masalah demi masalah muncul. Pertama, Mal-soon yang kena dimentia sehingga sering menimbulkan masalah. Dan kedua, adik bayi Gong-ju, In-ju ternyata mengidap penyakit parah yang butuh penghomatan mahal. Bagaimana endingnya? Tak jauh berbeda dengan film bertema sejenis.
Ketika hendak nonton film ini, saya cukup berekspektasi. Pertama, tentu castnya yang sangat menejanjinya. Ada Na Moon-hee yang aktris veteran, lalu Kim Soo-ahn, bintang film muda dengan track record film-film berkualitas ( Train To Busan dll). Bahkan juga ada nama Chun Woo-hee yang notabene aktris dengan reputasi bagus.
Pada menit-menit awal, cerita film cukup fresh dengan latar kota kecil yang hangat dan juga hubungan nenek cucu serta orang-orang di sekitarnya. Meskipun ceritanya mengetengahkan kehidupan orang miskin, tapi karakter-karakternya tidak cengeng. Namun semain ke sini, keklisean film ini terasa dan yah, dengan ending yang bisa dibilang klise juga tentunya.
Tapi overall, bagus tetap enak dinikmati kok. Para pemainnya bermain apik dan karakter-karakter yang terasa hangat. Not bad.
Cast:
Na Moon-hee – Mal-soon
Kim Soo-ahn – Gong-ju
Lim Han-bin – Woo-ram
Kang Bo-kyung – Hwang-sook
Chun Woo-hee – Guru Park
Ko Kyu-pil- Dong-kwang
Sooyoung – Gong-joo dewasa
Judul: A Little Princess/ Gamjjokkateun Geunyeo
Sutradara/Penulis: Heo In-moo
Rilis: 4 Desember 2019
Durasi: 104 menit
Distributor: Megabox Plus M
Negara/ Bahasa: Korea Selatan/Korea
Love+Sling
Gwi-bo (Yu Hae-jin) dulunya adalah atlet gulat. Sekarang, ia adalah bapak rumah tangga dengan seorang putra yang beranjak remaja, Sung-woong (Kim Min-jae), yang juga menuruni bakatnya menjadi pegulat. Ga-young (Lee Sung-Kyung) adalah tetangga sekaligus teman sebaya Sung-woong. Diam-diam, Sung-woong menyukai Ga-young. Tapi ternyata Ga-young malah menyukai ayahnya. Tentu saja ini jadi agak rumit. Sung-woong merasa jengkel dan cemburu dengan ayahnya. Di sisi lain, Gwi-bo juga hanya menganggap Ga-young tak lebih seperti putrinya sendiri.
Sebuah film keluarga yang disajikan dengan cukup manis, dibalut dengan sedikit komedi dan romance. Penyajiannya terasa pas, meski juga tidak bisa dibilang sebagai film yang meninggalkan kesan mendalam. Jajaran castnya juga bermain dengan pas.Yu Hae-jin seperti biasa, selalu effortless dengan peran-perannya. Dan patut diapresiasi juga akting dari aktor muda Kim Min-jae yang juga berakting bagus sebagai Sung-woong dan mampu membangun chemistry yang bagus dengan Yu.
Aktris Lee Sung-Kyung juga main cukup pas sebagai Ga-young, meski entah bagaimana, karakternya di sini agak mengingatkan saya sama perannya di drama yang pernah ia bintangi sebelumnya, Weightlifting Fairy Kim Bok-Joo. Overall, film yang cukup ‘hangat’ dan menghibur.
Cast:
Yu Hae-jin – Gwi-bo
Kim Min-jae – Sung-woong
Lee Sung-Kyung – Ga-young
Sung Dong-il – Sung-soo
Jin Kyung – Mi-ra
Na Moon-hee – ibunya Gwi-bo
Hwang Woo Seul Hye – Do-na
Park Gyu-young – So-young
Lee Han-seo – Ji-young
Kim Tae-hoon – Seung-hyuk
Judul: Love+Sling / Wrestler
Sutradara: Kim Dae-woong
Penulis: Kim Dae-woong, Lee An-na
Rilis: 9 Mei 2018
Durasi: 110 menit
Distributor: Lotte Entertaintment
Negara/Bahasa: Korea Selatan/ Korea
Baeksang Art Awards 2018
Salah satu ajang penghargaan perfilman terbesar Korea kembali digelar: Baeksang Art Awards. Berbeda dengan beberapa penghargaan film Korea yang biasanya digelar di penghujung tahun, Baeksang memang biasa digelar menjelang pertengahan tahun. Ya nggak apa-apa sih, cuma karena beberapa nominasinya biasanya nggak jauh-jauh dari penghargaan lain yang sudah digelar sebelumnya, kadang jadi nggak terlalu surprise lagi karena kadang juga pemenangnnya hampir sama saja. Bedanya sih, Baeksang ini penghargaannya nggak cuma untuk kategori film, tapi juga acara TV. Jadi memang kayaknya lebih besar dan bergengsi.
Dan Baeksang tahun ini, cukup saya nantikan karena aktor favorit saya *ehm* Jo Seung-woo, masuk nominasi sebagai Best Actor untuk perannya di drama Secret Forest. Dan saya cukup berharap dia menang, karena memang menurut saya dia layak menang. Apalagi jika dibandingkan nominasi lain, menurut saya dia cukup unggul. Di kategori ini, dia bersaing dengan Jang Hyuk (Money Flower), Kim Sang-joong (Rebel: Thief Who Stole the People), Cheon Ho-jin (My Golden Life) dan Park Seo-joon (Fight for My Way). Selain Secret Forest dan Fight for My Way, saya belum nonton drama yang lain, jadi nggak bisa komentar. Tapi mengingat kalau mereka adalah aktor-aktor senior, saya pikir mereka memang layak dapat nominasi ini. Yang agak membuat saya mengerutkan kening adalah masuknya nama Park Seo-joon. Aktingnya cukup bagus, tapi juga rasanya nggak ada yang istimewa, belum lagi dramanya sendiri yang juga biasa banget. Ada aktor lain yang main lebih bagus dan juga dramanya lebih berkualitas (Kim Nam-gil di Live Up Your Name, misalnya).
Tapi yah, sudahlah. Yang jelas saya senang banget karena ternyata Jo Seung-woo benar-benar menang. Dan dia juga kelihatan senang banget. Bisa dipahami lah, karena ini adalah penghargaan Baeksang pertama dia untuk kategori drama. Dan tentu saja ini mengagumkan, karena artinya, dia adalah aktor yang pernah dapat Best Actor Baeksang di dua kategori sekaligus: Film dan TV. Ohya, jangan lupa juga dia juga adalah Best Actor di ajang musikal. Dan mungkin juga dia satu-satunya aktor Korea yang pernah dapat penghargaan Best Actor di 3 bidang sekaligus: film, drama, musikal. Sepengetahuan saya sih, kayaknya belum ada aktor Korea lain yang sukses di tiga bidang sekaligus seperti dirinya. Aktor besar seperti Song Kang-ho, misalnya, meski langganan dapat award untuk film, tapi memang hanya konsen di film dan nggak pernah main drama. Beberapa aktor yang sukses di drama seperti Jisung atau Jang Hyuk, karirnya di film nggak terlalu mengesankan. Demikian juga dengan mereka yang berlatar musikal seperti Jo Jung-suk, Jo Woon, Ji Chang-wook, meski sukses di drama tapi nggak terlalu sukses di musikal. Big applause lah buat Jo Seung-woo!. Dan sebagai penggemarnya, saya berdoa, ke depan dia akan sukses terus. Apalagi tahun ini, film dan dramanya akan tayang. Semoga saja, dua proyeknya ini juga akan sukses besar.
Untuk pemenang kategori lain, saya nggak terlalu care sih. Hehe. Tapi menurut saya sudah pas lah, karena ternyata pemenangnya memang aktor/aktris yang memang kemampuan aktingnya nggak diragukan lagi. Kategori Best Actress dramanya adalah Kim Nam-joo, yang memang sudah masuk kategori aktris veteran. Untuk kategori supporting aktor/aktrisnya adalah Park Ho-san (Wise Prison Life) dan Ye Ji-won (Should We Kiss First). Untuk Best New Actornya ada Yang Se-Jong (Temperature of Love) dan Heo Yool (Mother).
Untuk kategori film, Best Actor diraih sama Kim Yun-seok dan Best Actressnya Na Moon-hee. Khusus untuk Kim Yun-seok, melihatnya berdiri satu berdampingan dengan Jo Seung-woo sama-sama dapat penghargaan untuk Best Actor, saya merasa senang. Keduanya berteman baik di kehidupan nyata (mungkin seperti hyung-dongsaeng), dan kemudian sama-sama dapat penghargaan seperti itu, pasti rasanya cukup istimewa.
Kategori Best Supporting Actor diraih aktor yang juga veteran, Park Hee-soon (1987: When The Day Comes) dan Lee Soo-kyung (Heart Blackened) untuk Best Supporting Actress. Saya sudah lihat aktingnya di sana, dan memang penampilannya cukup stellar dan membuat saya jadi agak membandingkannya dengan aktris Park Shin-hye yang juga main disana. Park Shin-hye jauh lebih populer dan jam terbangnya juga cukup tinggi (secara usia juga lebih tua 6 tahun), tapi agaknya dia memang masih perlu banyak belajar untuk jadi aktris yang bagus.
Best New Actor diraih Koo Gyo-Hwan (Jane) dan Best New Actress diraih Choi Hee-seo (Park Yeol: Anarchist from Colony). Yah, agaknya tahun ini adalah rising yearnya Choi , karena dia menyabet gelar ini di hampir semua ajang penghargaan film. Dan menurut saya memang sangat layak, karena penampilannya memang bagus banget di sana.
Kategori Most Popular Actor diraih sama aktor pendatang baru, Jung Hae-in. Karena drama romantisnya bareng aktris papan atas Seon Ye-jin, aktor satu ini mendadak populer banget akhir-akhir ini, dan digadang bakal jadi next Hallyu Star seperti Kim Soo-hyun atau Lee Min-ho. Dengan berbekal tampang yang cakep, karakter romantis di drama yang ngehits, agaknya memang membuatnya banyak disukai fans. Saya sendiri kadang agak sinis sama aktor-aktor dengan label most popular, karena menurut saya kualitas seorang aktor dibuktikan dari seberapa bagus ia berkarya bukan cuma karena cakep dan populer. Untuk Most Popular Actress diraih sama Bae Suzy. Yah, saya sudah sering baca kritik terkait aktingnya yang payah, tapi tetap saja, sepertinya banyak sekali fans yang tetap suka sama dia. Mungkin karena posisinya sebagai idol dan juga wajahnya yang dianggap cantik.
Untuk Grand Prize kategori film diraih oleh film “1987: When The Day Comes” dan untuk kategori drama, diraih Secret Forest, yang memang juga sangat layak meraihnya. Meski secara rating nggak tinggi-tinggi amat (sekitar 7%, sebenarnya cukup tinggi untuk TV kabel, tapi sebagai perbandingan, Goblin kalau nggak salah ratingnya sampai 18% ), tapi impact drama ini memang cukup fenomenal. Banyak orang memperbincangkannya dan memuji-mujinya (bahkan drama ini masuk Best Drama di media Amerika). Dan ya memang layak diapresiasi karena dari semua segi drama ini nyaris sempurna. Berbeda misalnya dengan beberapa drama yang juga pernah dapat Daesang seperti DoTs atau Goblin. Meski populernya minta ampun dan ratingnya juga tinggi, kedua drama ini memiliki lubang disana-sini. Kategori Best Drama diraih Mother dan Best Film diraih The Fortress.
Sedikit catatan, untuk kategori TV, mayoritas pemenang dan nominasinya adalah dari TV kabel, karena memang belakangan, TV-TV kabel lah yang memproduksi drama-drama bagus dengan cast yang bagus pula. Dan harusnya sih hal ini jadi refleksi stasiun TV-TV besar untuk menghasilkan karya lebih bagus kalau nggak mau ditinggal penontonnya. Bahkan masuknya drama Fight My Way dan juga aktor Park Seo-joon di kategori nominasi Best Drama dan Best Actor saja menurut saya nggak layak, karena sebenarnya ada drama dan aktor yang lebih bagus. Tapi ya, mungkin sebagai bonus lah biar KBS nggak malu-malu amat, haha.
Overall, chukae untuk semua pemenang!
Daftar pemenang dan nominasi:
Kategori Film:
– Grand Prize (Daesang): “1987: When The Day Comes”
– Best Film: “The Fortress“ / 1987: When The Day Comes/ Park Yeol: Anarchist from Colony/ Along With the Gods: The Two Worlds/ (Taxi Driver
– Best Director: Kim Yong-hwa ( Along With the Gods: The Two Worlds)/ Yang Woo-Seok (Steel Rain)/ Jang Joon-Hwan (1987: When The Day Comes)/ Jang Hun ( (Taxi Driver)/ Hwang Dong-Hyuk (The Fortress)
– Best Screenplay: Kim Kyung-Chan (1987: When The Day Comes)/ Kang Yoon-sung (The Outlaws)/ Uhm Yoo-Na ( (Taxi Driver/ Yang Woo-Seok & Jung Ha-Yong (Steel Rain)/ Hwang Sung-Goo (Park Yeol: Anarchist from Colony)
– Best Actor: Kim Yun-seok (1987: When The Day Comes)/ Ma Dong-seok (The Outlaws)/ Sol Kyung-gu (The Merciless)/ Song Kang-ho (Taxi Driver)/ Jung Woo-sung (Steel Rain)
– Best Actress: Na Moon-hee (I Can Speak)/ Kim Ok-vin (The Villainess)/ Kim Tae-ri (Little Forest)/ Seon Ye-jin (Be with You)/ Choi Hee-seo (Park Yeol: Anarchist from Colony)
– Best Supporting Actor: Park Hee-soon (1987: When The Day Comes)/ Kim Dong-wook (Along With the Gods: The Two Worlds)/ Kim Hee-woon (The Merciless)/ Jo Woo-Jin (Steel Rain)/ Jin Seon-kyu (The Outlaws)
– Best Supporting Actress: Lee Soo-kyung (Heart Blackened)/ Yum Hye-Ran (I Can Speak)/ Esom (Warriors of the Dawn)/ Lee Ha-nui (Heart Blackened)/ Jeon Hye-jin (The Merciless)
– Best New Director: Kang Yoon-sung (The Outlaws)/ Moon So-ri (The Running Actress)/ Shin Joon (Yongsoon)/ Cho Hyun-Hoon (Jane)/ Jeon Go-Woon (Microhabitat)
– Best New Actor: Koo Gyo-Hwan (Jane)/ Kim Sung-Kyu (The Outlaws)/ Kim Joon-han (Park Yeol: Anarchist from Colony)/ Lee Ga-Sub (The Seeds of Violence)/ Heo Sung-Tae (The Outlaws)
– Best New Actress: Choi Hee-seo (Park Yeol: Anarchist from Colony)/ Nana (The Swindlers)/ Lee Soo-kyung (Yongsoon)/Jin Ki-joo (Little Forest)/ Lee Joo-Young (Jane)
Kategori TV:
– Grand Prize (Daesang): Secret Forest
– Best Drama: Mother (tvN)/ Misty (JTBC)/ Fight for My Way (KBS2)/ My Golden Life (KBS2)
– Best Director: Kim Yun-Cheol (The Lady in Dignity)/ Kim Cheol-Kyu (Mother)/ Mo Wan-Il (Misty)/ Shin Won-ho (Wise Prison Life)/ Ahn Gil-ho (Secret Forest)
– Best Screenplay: Lee Soo-yeon (Secret Forest)/ Baek Mi-Kyeong (The Lady in Dignity)/ Im Sang-Choon (Fight for My Way)/ Jung Bo-Hoon (Wise Prison Life)/ Jung Seo-Kyoung (Mother)
– Best Actor: Jo Seung-woo (Secret Forest) / Kim Sang-Joong (Rebel: Thief Who Stole the People)/ Park Seo-joon (Fight for My Way)/ Jang Hyuk (Money Flower)/ Cheon Ho-Jin (My Golden Life)
– Best Actress: Kim Nam-joo (Misty)/ Kim Sun-A (The Lady in Dignity)/ Kim Hee-Seon (The Lady in Dignity)/ Shin Hye-Sun (My Golden Life)/ Lee Bo-young (Mother)
– Best Supporting Actor: Park Ho-san (Wise Prison Life)/ Bong Tae-Gyu (Return)/ Ahn Jae-Hong (Fight for My Way)/ Yoo Jae-Myung (Secret Forest), Jung Sang-Hoon (The Lady in Dignity)
– Best Supporting Actress: Ye Ji-won (Should We Kiss First)/ Na Young-Hee (My Golden Life)/ Ra Mi-ran (Avengers Social Club)/ Song Ha-Yoon (Fight for My Way)/ Jeon Hye-Jin (Misty)
– Best New Actor: Yang Se-Jong (Temperature of Love)/ Kim Jung-Hyun (School 2017)/ Park Hae-soo (Wise Prison Life)/ Woo Do-Hwan (Save Me)/ Lee Kyu-Hyung (Secret Forest)
– Best New Actress: Heo Yool (Mother)/ Dasom (Unni Is Alive)/ Kim Se-Jeong (School 2017)/ Seo Eun-Su (My Golden Life)/ Won Jin-A (Rain or Shine)
– Most Popular Actor & Actress: Jung Hae-in & Bae Suzy
Plus-plus:
Masih dari Baeksang, ada hal yang kurang menyenangkan terjadi. Gara-gara hal remeh temeh: posisi foto. Jung Hae-in dikritik netizen gegara foto di tengah barisan paling depan. Padahal dia cuma dapat penghargaan kategori populer yang nggak terlalu bergengsi. Sementara Jo Seung-woo dan Kim Nam-joo yang dapat Best Actor/Actress saja berdiri di samping dan yang paling parah tentu Kim Yun-seok yang bahkan berdiri di barisan kedua. Saya pribadi, sebelum kontroversi ini muncul, juga agak-agak nggak nyaman sih lihat posisi Kim Yun-seok yang nyempil di belakang, padahal dia kan pemenang Best Actor Film dan juga adalah aktor yang jauh lebih senior kemanna-mana? Secara, posisi senior-juniornya orang Korea kan terkenal kental banget. Dan ternyata memang kemudian hal ini menyulut reaksi publik.
JHI pun kemudian dibanding-bandingkan sama aktor Kim Soo-hyun yang juga dapat penghargaan Most Popular sebelumnya, dan ketika disuruh foto di barisan paling depan bareng Jun Ji-hyun yang dapat Best Actress dan juga lawannya main di drama, ia malah sibuk nyari posisi di belakang (saya lihat videonya dan cukup lucu melihat bagaimana Kim Soo-hyun seperti nyari posisi yang bener-bener bisa membuatnya nggak narik perhatian). Perbandingan lainnya Bae Suzy, yang jadi pasangannya JHI untuk kategori Most Popular. Dalam sesi foto ini dia langsung ambil posisi di belakang yang agak nyempil. Meski saya nggak terlalusuka dia ketika berakting, tapi kayaknya dia memang punya nice personality dan mungkin hal itu pula yang membuatnya dicintai fansnya.
Yah, sebenarnya kasus yang nggak penting sih, tapi memang agak menjadi persoalan karena berkaitan dengan imej, hal yang cukup penting bagi seorang public figure. Apalagi, Jung Hae-in belakangan ini memang lagi populer-populernya dan sepertinya juga jor-joran dipromo-in buat jadi bintang papan atas, dan dengan munculnya kasus ini, jadi agak ironis melihatnya. Baru juga mau populer, eh, kesandung kasus. Saya pribadi, bukan fansnya JHI jadi nggak tahu gimana-gimananya dia. Akting dia yang saya lihat cuma di Wise Prison Life dan menurut saya cukup bagus, meski nggak stellar. Saya baca, aktingnya di drama terbarunya, Pretty Noona juga nggak hebat-hebat amat, tapi menjadi populer karena berpasangan sama aktris besar Seon Ye-jin.Dari segi face, dia memang cukup menarik: tinggi, cakep dan enak dilihat.
Dengan adanya kontroversi ini, saya juga jadi agak-agak heran kenapa dia melakukan hal itu. Konon sih karena dia di suruh sama staf. Nggak tahu, apa karena karena terburu-buru, jadi stafnya nyuruh dia cepat-cepat ambil posisi atau stafnya pengin promosiin dia yang memang lagi naik daun. Jika yang kedua, menurut saya agak aneh sih, karena stafnya kan juga orang Korea yang seharusnya tahu kalau posisi di tengah itu seharusnya bukan buat dia.
Terus lagi, JHI sendiri. Meski mungkin memang beneran di suruh di tengah, tapi masa iya dia begitu ‘polos’nya nggak tahu kalau posisi itu nggak cocok buat dia? Dia orang Korea tulen dan juga sudah cukup lama menekuni dunia akting (sekitar 6 tahun), secara usia juga sudah cukup matang (30 tahun) dan karenanya, seharusnya cukup tahu unggah-ungguh semacam itu. Banyak fans dia yang bela kalau hal itu terjadi karena suasananya cukup crowded sehingga mungkin dia nggak nyadar posisinya. Bukan bermaksud jadi hater sih, tapi kalau saya lihat cuplikan videonya sebelum sesi foto itu, sebenarnya suasananya nggak riuh-riuh amat. Dia termasuk yang berdiri di tempatnya sejak awal, dan kelihatan mager aja di posisinya sementara yang lain-lain sibuk ngatur posisi di belakang. Nggak noleh kiri kanan untuk melihat dimana posisi dia. Dia pasti tahulah kalau ada Kim Yun-seok yang berdiri pas di belakang dia dan juga Kim Nam-joo di samping, tapi kayaknya nggak ada tuh inisiatif dia nawarin atau seenggaknya bungkuk kanan kiri kasih hormat ke senior kek (sedikit membandingkan dengan sesi foto pas cuma Jo Seung-woo , Kim Yun-seok dan Kim Nam-joo, Jo Seung-woo dengan gerakan sopan meminta Kim Nam-joo untuk berdiri di tengah-tengah, padahal kelihatannya mereka cukup akrab lho). Entah karena JHI ini memang orangnya nggak peka atau mungkin terlalu bingung dengan situasinya (mungkin dia masih bingung karena mendadak jadi orang terkenal). Tapi tetap terasa aneh sih, karena kayaknya, orang-orang di sekitarnya juga ngeh dengan situasi itu dan kayak saling berbagi pandang gitu di belakang sementara JHI kelihatan tenang-tenang saja.
Whataver, ini cuma masalah kecil sih. Dan semoga saja ini jadi pelajaran buat dia karena kalau nggak, mungkin bisa ngefek ke karirnya ke depan. Popularitas itu biasanya hanya sekejap mata, karena bakal ada bintang-bintang baru yang menggantikannya. Dan untuk jadi aktor yang bisa bertahan bertahan di industri semacam itu, kayaknya juga nggak cukup cuma modal kemampuan akting belaka, tapi juga karakter personal yang membuat orang-orang di sekitarnya bakal nyaman kerja bareng.
I Can Speak
Ketika membaca tentang rencana pembuatan film ini, saya sempat agak heran ketika nama Lee Je-hoon muncul sebagai cast utamanya . Dari sinopsis dan judulnya, saya kira ini adalah film bergenre komedi keluarga yang ringan dan lucu-lucuan. Pasalnya, Lee Je-hoon setahu saya adalah aktor yang terbilang sangat selektif dalam memilih proyek-proyek filmnya, yang bisa dibilang genrenya serius-serius atau bisa dibilang, selalu ‘berisi’. Yang agak ringan seperti My Paparotti atau Architecture 101 pun juga tidak bisa dibilang sebagai film yang benar-benar ‘ringan’ karena ada pesan yang cukup kuat. Tapi kemudian saya pikir, karena dia baru usai dengan film yang serius (Anarchist from Colony), mungkin dia mau ambil peran yang lebih light. Tapi dugaan saya bisa dibilang meleset besar, karena film ini sendiri, meski berusaha disajikan dengan ringan, tapi isu yang diusungnya sama sekali tidak ringan. Sangat serius malah. Karena tema utamanya (sori spoiler) adalah tentang nasib para perempuan yang pernah jadi budak seksnya tentara Jepang.
Lee Je-hoon di sini berperan sebagai Park Min-jae, seorang pegawai pemerintahan yang menangani keluhan masyarakat. Ia sebenarnya seorang yang pintar dan pernah kuliah keluar negeri, tapi karena keadaan (orangtuanya meninggal dan ia harus menghidupi adiknya yang beranjak remaja), ia menyerah pada mimpinya dan memilih mencari pekerjaan yang ‘mudah.’ Di tempat inilah, ia bertemu Nenek Ok-boon (Na Moon-hee ), perempuan tua yang tak henti menyampaikan keluhan. Hal yang membuat semua orang merasa jengah.
Di balik kecerewetannya, Nenek Ok-boon sebenarnya adalah orang yang baik. Ia tinggal sendiri di daerah pasar dan sangat peduli pada tetangga-tetangganya yang kebanyakan adalah para bibi yang berjualan. Ia juga sangat ingin bisa bahasa Inggris, karena katanya, ingin menemui adik lelakinya yang diadopsi oleh keluarga Amerika. Tapi ia kesulitan belajar di tempat kursus karena kebanyakan muridnya masih muda-muda. Tannpa sengaja, Nenek Ok-boon tahu kalau Min-jae ternyata pintar bahasa Inggris dan kemudian, merayu-rayu agar Min-jae mau jadi guru privatnya. Min-jae yang punya kesan kurang menyenangkan pada Nenek Ok-boon, awalnya menolak permintaan ini. Tapi ketika ia kemudian tahu sisi lain si nenek, ia pun akhirnya bersedia menjadi guru privatnya. Hubungan yang manis pun terjalin. Dan tidak hanya itu, karena kemudian Min-jae jadi tahu masalalu kelam Nenek Ok-boon yang ternyata pernah jadi budak seks Jepang dan sedang berusaha memperjuangkan keadilan.
Hmm, yah, terkesan’berat’ dan mungkin agak ambisius ceritanya. Tapi tenang saja, karena sang sutradara film ini sangat lihai mengolah alur dan ceritanya sedemikian rupa sehingga tetap terasa cair dan tidak deperesif. Tetap menyentuh tanpa perlu penyajian yang terlalu dramatis. Karakter-karakternya terasa utuh dan tidak cengeng. Tentu hal ini tak lepas dari permainan bagus aktor veteran Na Moon-hee . Lee Je-hoon bermain bagus, meski tidak bisa dibilang mengesankan. Mungkin juga karena perannya di sini hanya sebagai supporting, sehingga pengkarakterannya juga tak terlalu kuat. Tapi saya salut lah sama dia, karena konsisten dengan pemilihan proyek-proyek filmnya yang qualified. Pemain-pemain pendukungnya, meski bukan aktor-aktor dengan nama besar, tapi juga bermain dengan pas, terutama bibi-bibi pasar. Dan menurut saya, semua hal di film ini memang terasa ‘pas’ dan bersahaja. Castnya, alur, latar, plot,karakter-karakternya perpaduan antara humor dan melodrama….semuanya terasa pada tempatnya. Nggak muluk-muluk, nggak ada kesan sebagai film yang wah, tapi di sisi lain, juga sangat berisi dengan pesan moral tentang humanisme yang jelas. Menurut saya, jauh lebih bagus dari film-film dengan budget besar dan terkesan grande yang rilis di waktu hampir bersamaan seperti Battleship Island, misalnya. Wajar jika kemudian film ini mendapat beberapa penghargaan di beberapa ajang penghargaan, termasuk kategori Best Director.
Catatan:
Ini adalah film Korea berikutnya yang mengangkat tema tentang tuntutan keadilan bagi para perempuan yang pernah jadi korban budak seks Jepang setelah sebelumnya ada film Spirit’s Homecoming (produksi tahun 2016) yang menurut saya juga digarap dengan keren banget (kalau nggak salah kedua sutradara ini sama-sama orang KAFFA, kayak organisasi sineas Korea yang agak-agak indie gitu). Dan saya merasa salut sih sama sineas Korea yang concern dengan isu-isu humanisme semacam itu dan dengan kreatif menyuarakannya dalam bentuk film. Kalau ditelusuri, sebenarnya Indonesia (dan banyak negara yang pernah dijajah Jepang) juga punya isu yang sama (Jugun Ianfu), hanya saja, sepertinya selama ini nggak pernah mendapat perhatian serius. Padahal kalau dipikir, kasihan banget ya para perempuan yang jadi korban masa itu 😦
Cast:
Na Moon-hee – Na Ok-boon
Lee Je-hoon – Park Min-jae
Sung Yoo-bin – Young-jae (adiknya Min-jae)
Yum Hye-ran – Jinjoo-daek (tetangganya Ok-boon)
Lee Sang-hee – Hye-jung (tetangganya Ok-boon)
Jung Yeon-joo – A-young (ce rekan kantor Min-jae)
Lee Ji-hoon – Jong-hyun
Park Chul-min – Manajer Yang
Son Sook – Jung Shim
Kim So-jin – Keum-joo
Choi Soo-in – Na Ok-boon (muda)
Lee Jae-in – Jung Sim muda
Judul: I Can Speak/ Ai Kaen Seupikeu
Sutradara:Kim Hyun-seok
Penulis: Kim Hyun-seok, Yoo Seung-hee
Sinematografi: Yoo Eok
Rilis: 21 September 2017
Durasi: 119 menit
Distributor: Lotte Entertaintment, Little Big Pictures
Negara/Bahasa: Korea/ Korea Selatan
Awards:
Blue Dragon Film Awards 2017: Best Director, Best Actress (Na Moon-hee ), Popularity Award (Na Moon-hee )
The Seoul Awards 2017: Best Actress (Na Moon-hee )
Please Teach Me English
Young-joo (Lee Na Young) adalah seorang pegawai pemerintahan yang selalu merasa dirinya tidak biasa-biasa saja. Kenyataannya, ia adalah seorang cewek yang cenderung cupu dan sering bertingkah konyol. Suatu hari, ia terpilih mewakili kantornya untuk ikut les Bahasa Inggris. Di sana, ia kemudian bertemu dengan Moon-soo ( Jang Hyuk), seorang cowok cakep bertampang playboy dan suka gombal yang sehari-hari bekerja sebagai pramuniaga di toko sepatu.
Moon-soo ingin bisa Bahasa Inggris karena didorong ibunya, yang ingin ketemuan dengan putrinya, Victoria, yang diadopsi di Amerika. Sikap Moon-soo yang suka nggombal, menarik hati Young-joo. Ia pun kemudian berusaha keras untuk merebut perhatian Moon-soo. Awalnya, Moon-soo menganggap Young-joo hanya gadis biasa saja dan ia lebih tertarik pada tutornya, Chaterine yang cantik. Tapi Catherine sendiri tak tertarik pada Moon-soo yang terlalu gombal.
Hihi… salah satu genre film Korea yang saya suka adalah komedi romantisnya, karena menurut saya ide-idenya seringkali terasa orisinil, terutama film-film di awal 2000an. Dan film ini salah satunya. Dengan latar kelas bahasa Inggris (konon memang orang Korea ini cukup payah kalau ngomong Bahasa Inggris) yang terasa menyenangkan, dan cerita yang ringan, film ini terasa sangat menghibur. Apalagi kedua cast utamanya adalah aktor dan aktris yang bagi saya sangat lovable. Tidak hanya mereka enak dilihat (terutama Jang Hyuk yang di sini terlihat cakep banget) tapi juga punya kemampuan akting yang bagus.
Awalnya saya agak khawatir dengan karakter Young-joo yang dibawakan Lee Na Young, karena karakter seperti ini seringkali jatuh menjadi terlalu komikal dan agak embarrassing, tapi ternyata nggak kok. Young-joo cukup konyol dan cupu, tapi tetap dalam tahap wajar. Dan Lee Na Young membawakannya dengan pas. Sementara sosok Moon-soo juga tetap terasa lovable meski karakternya di permukaan agak menyebalkan. Dan saya pikir, itu juga tak lepas dari akting bagusnya Jang Hyuk. Hubungan persahabatan dan keluarga juga menambah ‘hangat’ cerita. Dan walaupun film sudah satu dekade lebih, tapi rasanya ceritanya tetap cocok saja dinikmati saat ini. Ringan dan menghibur.
Cast:
Lee Na Young – Na Young-joo
Jang Hyuk – Park Moon-soo
Angela Kelly – Chaterine
Lee Chang-hwan – Richard
Jung Suk-young – Tyson
Hwam Geum-byul – Betty
Baek Ye-young – Julie
Na Moon-hee – ibunya Moon-soo
Kim Yeong-geon – ayahnya Young-joo
Kim Young-ae – ibunya Young-joo
Kim In-mun – kakeknya Young-joo
Moon Mi-bong – neneknya Young-joo
Jeong Sang-hoon – adiknya Young-joo
Jo Jae-hyeon – Manajer Hong
Judul: Please Teach Me English / Yeongeo wanjeonjeongbok
Sutradara: Kim Sung-su
Penulis: Noh Hye-young, Kim Sung-su
Sinematografi: Kim Hyung-kyu
Rilis: 5 November 2003
Durasi: 118 menit
Distributor: Cinema Service
Negara/Bahasa: Korea Selatan/ Korea- Inggris
Dear My Friends
Ini adalah cerita tentang persahabatan para orang tua. Ada Hee-ja, yang tinggal sendirian setelah suaminya meninggal dunia sementara anak-anaknya sudah berkeluarga. Ia sempat tinggal di rumah anaknya, tapi tak betah. Sementara anak bungsunya yang paling ia sayangi, harus merawat mertuanya. Hee-ja pun menjalani hari-hari tua sendirian di rumahnya, menyembunyikan rasa kesepiannya. Di tengah rasa sepinya, ia kemudian bertemu Sung-jae, cinta pertamanya yang kini juga sudah tua dan menduda.
Bersahabat baik dengan Hee-ja adalah Jung-a, yang tinggal bersama suaminya yang pelit dan perhitungan serta patriarkis, Seok-gyun. Seumur hidup, Hee-ja menjalani kehidupan sebagai ibu rumah tangga yang harus bekerja keras mengurus suami dan anak seperti babu. Di hari tuanya, ia berharap bisa beristirahat dan keliling dunia bersama suaminya, tapi suaminya selalu mengelak. Merasa lelah menghadapi kelakuan suaminya, Jung-a pun berpikir untuk hidup berpisah.
Nan-hee juga seorang janda, dengan seorang putri berumur hampir 40 tahun dan belum menikah, Park Wan. Nan-hee mendapatkan ‘kebebasannya’ setelah pernikahannya dengan suaminya yang tak setia meninggal. Meski begitu, ia harus menjadi tempat bergantung keluarganya yang petani, yang terdiri dari ibunya yang beranjak tua, ayahnya yang sakit-sakitan dan adik lelakinya yang cacat. Ia juga galau memikirkan anaknya yang tak kunjung menikah dan bahkan terindikasi berhubungan dengan suami orang.
Choong-nam adalah perawan tua yang tak sempat memikirkan pernikahan karena harus mengurus saudara-saudaranya yang terus menggerogotinya. Di usianya yang beranjak uzur, ia tetap melihat hidup dengan positif dan karena di masa muda ia tak sempat menyelesaikan pendidikan, berkeinginan untuk ikut ujian masuk universitas.
Young-won adalah saudara tiri Nan-hee. Hubungannya dengan Nan-hee sempat berantakan karena kesalahpahaman. Young-man seorang artis terkenal. Di balik kesan glamournya, ia menyembunyikan sakit hati karena kegagalannya berhubungan dengan lelaki yang ia cintai dan juga sakit kanker yang membuat payudaranya harus diangkat.
Cerita drama ini akan dituturkan oleh Wan, yang bekerja sebagai penerjemah dan penulis. Ia sebagai satu-satunya anak perempuan yang masih single dari lingkaran persahabatan itu, kemudian harus sering terlibat dalam kehidupan ibu dan teman-temannya. Wan sendiri memiliki kisah yang cukup rumit. Ia ingin membahagian ibunya, tapi di sisi lain harus mengorbankan kehidupan cintanya karena sang ibu tak menyetujui hubungannya dengan Yeon-ha, yang lumpuh setelah kecelakaan. Meski begitu, cerita sentral drama ini tetap pada persahabatan dan segala permasalahan yang dialami para orang tua.
Sekilas mungkin akan terdengar kurang menarik, apalagi para pemainnya juga para orang-orang tua. Jauh dari kebiasaan drama Korea yang selalu identik dengan wajah-wajah yang menyegarkan mata. Dan sejujurnya, hal itu pula yang awalnya membuat saya menunda-nunda untuk nonton drama ini. Tapi setelah diikuti, ternyata saya sulit berhenti karena ceritanya sangat bagus dan berisi. Begitu mengharukan rasanya melihat bagaimana kehidupan para orang tua dengan segala suka dukanya. Disajikan dengan begitu cair dan jauh dari cengeng, tapi drama ini justru mampu menguras emosi. Dan soal akting, tentu tidak ada yang perlu dipertanyakan karena cast utama drama ini adalah para aktor/aktris senior papan atas Korea yang kemampuan aktingnya sama sekali tak perlu diragukan. Bagus dan sangat recommended.
Catatan:
Kalau mau nonton drama ini, siapkan tissue banyak-banyak karena sangat menguras emosi. Sepanjang nonton drama ini, hampir di setiap episodenya membuat saya menangis karena terharu. Menonton drama ini seperti menonton orang tua kita atau nenek-kakek kita dan itu sangat-sangat mengharukan.
Cast:
Ko Hyun-jung – Park Wan
Kim Hye-ja – Jo Hee-ja
Na Moon-hee – Moon Jung-a
Go Du-shim – Jang Nan-hee
Park Won-suk – Lee Young-won
Yoon Yeo-jung – Oh Chooong-nam
Shin Goo – Kim Seok-gyoon
Joo Hyun – Lee Sung-jae
Kim Young-ok – Oh Ssang-boon
Jo In-sung – Seo Yeon-ha
Shin Sung-woo – Han Dong-jin
Lee Kwang-Soo – Yoo Min-ho
Sung Dong-il – Prof Park
Jang Hyung-sung – Il-woo
Danniel Henney – Mark Smith
Nam Neung-Mi – Gi-Ja (si bibi cerewet)
Kim Jung-Hwan – Jang In-Bong (pamannya Wan)
Ko Bo-gyeol – Ha-neul (istri Min-ho)
Judul: Dear My Friends/디어 마이 프렌즈
Sutradara: Hong Jong-Chan
Penulis: No Hee-Kyung
Tayang: tvN, 13 Mei – 2 Juli 2016
Episodes: 16
Negara/Bahasa: Korea Selatan/Korea
Awards:
– Korea Drama Awards – 2016: Best Screenplay
– tvN10 Awards 2016 : Content Main Prize
Girl Scout
Mik-yung (Kim Sun-ah), Eun-ji, Yi-man dan Bong-soon adalah empat perempuan bertetangga yang hidup mandiri dengan permasalahan masing-masing. Mereka mengumpulkan uang untuk investasi, tapi ternyata dibawa lari tetangga mereka yang lain, Hae-ran. Maka, berempat mereka pun berusaha melakukan segala cara untuk mendapatkan uangnya kembali, termasuk berantem dengan gangster.
Another girl power. Dan Kim Sun-ah tentu tak asing lagi dengan peran-peran seperti ini. Menjadi unik karena para ‘hero’ di sini adalah para perempuan biasa saja dan aksi-aksinya pun jauh dari heroik. Mereka adalah orang-orang biasa yang berusaha mendapatkan apa yang mereka miliki. Tidak terlalu mengesankan, tapi cukup seru dan menghibur.
Cast;
Kim Sun-ah – Choi Mi-kyung
Na Moon-hee – Lee Yi-man
Lee Kyung-Sil – Oh Bong-soon
Koh Joon-Hee – Kang Eun-ji
Park Won-Sang – Min Hong-ki
Ryu Tae-Joon – Lee Jongd-dae
Im Ji-Eun – Sung Hye-ran
(Kim Hyang-gi – Yun-Yi (anaknya Mi-kyung)
Judul: Girl Scout/ Geolseukawooteu (걸스카우트)
Sutradara: Kim Sang-Man
Penulis: Kim Suk-Joo
Produser: Shim Bo-Kyung, Park Jae-Hyun
Sinematografi: Sung Seung-Taek
Rilis: 5 Juni 2008
Durasi: 100 menit
Distributor: Lotte Entertainment
Negara/ Bahasa: Korea Selatan/ Korea
Cruel Winter Blues
Shim Jae-moon (Sol Kyung-gu), seorang gangster. Ia ingin membalas dendam atas kematian karibnya, Min-jae ( Ryoo Seung-ryong), yang dibunuh oleh seorang gangster bernama Dae-sik. Untuk itu, ia kemudian mempekerjakan Chi-guk, seorang anak muda berhati lembut mantan atlet taekwondo. Berdua, mereka pergi ke kampung halaman Dae-sik dan menyewa sebuah rumah tua.
Hal pertama yang mereka lakukan adalah menyelidiki rumah tinggal Dae-sik. Mereka pun kemudian bertemu ibu Dae-sik (Na Moon-hee), seorang perempuan tua yang tinggal sendirian dan mengelola kedai makan. Selain Dae-sik, ia juga mempunyai seorang anak yang bekerja di kapal di Alaska dan dikabarkan hilang.
Niat awal ingin mengintai, Jae-moon justru mendapat perlakuan yang sangat baik dari Ibu Dae-sik yang memperlakukannya bak anak sendiri. Di sisi lain, Dae-sik yang sebenarnya punya sisi lembut, juga merasa luluh dengan kasih sayang sang Ibu. Namun, dendam tetap harus dibalaskan, bukan?
Meski bergenre gangster-gangsteran, tapi menurut saya film ini sangat kuat dramanya yang saya pikir dirangkai dengan baik. Hubungan seperti ibu-anak antara Jae-moon dan ibunya Dae-sik terasa mengharukan, juga hubungan (hampir) sebagai abang-adik dengan Chi-guk, sedikit romansa dengan gadis setempat, dan keramahan orang-orang kampung, seolah memberikan nuansa hangat pada latarnya, musim dingin di daerah pinggiran. Tapi seperti judulnya, “Cruel Winter Blues”, siap-siap saja dengan endingnya, ya 🙂
Cast:
Sol Kyung-gu – Shim Jae-moon
Jo Han-Sun – Moon Chi-guk
Na Moon-hee – ibunya Dae-sik
Yoon Je-Moon – Min Dae-sik
Oh Yong – Park Sang-geun
Ryoo Seung-ryong – Lee Min-jae
Shim Yi-Young – Jo Mi-ryung
Kim Jun-Bae – Won-ki
Judul: Cruel Winter Blues/ Yeolhyeolnama (열혈남아)
Sutradara/ Penulis: Lee Jeong-beom
Produser: Cha Seung-Jae, Kim Min-Hee
Sinematografi: Kim Dong-Cheon
Rilis: 9 November 2006
Durasi: 118 menit
Studio: Sidus Pictures
Distributor: CJ Entertainment
Negara/ Bahasa: Korea Selatan/ Korea