Caterpillar

Kurokawa dipulangkan dari perang dalam keadaan hidup tapi invalid, kaki dan tangannya buntung, ia tak bisa mendengar dan berbicara. Shigeko, istrinya merasa syok. Namun masyarakat mengelu-elukan Kurokawa, yang selamat dari perang dan dianggap pahlawan yang telah membela negara. Ia bahkan diganjar berbagai medali. Dan orang-orang menyebutnya sebagai Dewa Perang.

Shigeko pun mau tidak mau harus merawat suaminya yang bisanya hanya makan tidur, makan tidur. Didera rasa frustrasi dan marah, meski tak tahu harus ia lampiaskan pada siapa. Medali dan pujapuji masyarakat pun seolah hanya menjadi ironi,apalagi kemudian diketahui dalam ingatan Kyozo, bahwa ia menjadi cacat bukan karena melakukan tindakan yang heroik (seperti diketahui, tentara Jepang dikenal sebagai tentara paling bengis semasa perang).

Film ini seolah ingin menggugat ide patriotisme Jepang pada perang di masalalu. Bahwa semua itu hanyalah omong kosong belaka. Apalagi sudah diketahui umum kalau tentara Jepang terkenal bengis dan suka memperkosa (diwakili oleh sosok Kurokawa yang bahkan kemudian dipuja sebagia pahlawan) Di penghujung film diperlihatkan bagaimana perang yang berujung pada pengeboman hiroshima-nagasaki, membunuh puluhan ribu orang tak terdosa. Yah, kalau dipikir-pikir, perang dunia yang pernah terjadi benar-benar hal konyol yang mengerikan memang. Bagaimana bisa orang-orang bisa “bersepakat” untuk saling bunuh seperti itu ya? Miris.

Note:
Film ini melibatkan banyak adegan dewasa-nya dan terkesan “harsh”. Saya cukup risih melihatnya,  tapi mungkin sang sutradara yang mungkin ingin menunjukkan bagaimana ‘useless’nya Kurokawa, bahwa dia sama sekali tak layak disebut “pahlawan” alih-alih tak ubahnya seperti binatang saja, seperti judulnya ‘caterpillar’ atau ‘ulat.’

Cast:
Shinobu Terajima – Shigeko
Keigo Kasuya – Tadashi Kurokawa
Sabu Kawahara – Kepala Kampung
Katsuyuki Shinohara – Kuma
Daisuke Iijima – Komandan
Ichirō Ogura – Pemberi Pengumuman
Ken Yoshizawa – Kenzo Kurokawa

Sutradara: Kōji Wakamatsu
Produser: Takafumi Ohigata
Penulis: Hisako Kurosawa, Masao Adachi
Sinematografi: Yoshihisa Toda, Tomohiko Tsuji
Editing: Shuichi Kakesu
Rilis: 15 Februari 2010 (Berlinale)
Durasi: 85 menit
Negara/ Bahasa: Jepang
Judul: Caterpillar (キャタピラー Kyatapirā?)

Awards:
Berlin International Film Festival 2010:
– “Silver Bear for Best Actress” (Shinobu Terajima)
Asia Pacific Screen Awards 2010:
– “Screen International Jury Grand Prize” (Shinobu Terajima)
Blue Ribbon Awards  2011:
– “Best Actress” (Shinobu Terajima)

Ammores Perros

Octavio (Gael Garcia Bernal )jatuh cinta pada Susana, istri abangnya, Ramiro, yang tinggal serumah. Ia melihat bagaimana Susana selalu diperlakukan dengan kasar oleh sang abang.Octavio pun kemudian mengajak Susana untuk lari saja. Namun Susana selalu menolaknya. Octavio pun kemudian mengumpulkan banyak uang dari kegiatan ‘adu anjing’ bersama anjing kesayangannya yang selalu menang. Namun ketika segala sesuatunya sudah siap, hal yang tak terduga terjadi.

Daniel seorang suami dan ayah dua orang bocah perempuan yang cantik. Ia jatuh cinta pada Valeria, seorang model dan kemudian memutuskan meninggalkan keluarganya untuk hidup bersama Valeria. Nasib naas menimpa Valeria yang tiba-tiba mengalami kecelakaan yang membuatnya invalid. Meski Daniel tetap berada di sisinya, tapi hubungan mereka menjadi neraka.

Chivio, seorang lelaki kumal serupa gelandangan yang berkeliling kota dengan gerobak dan beberapa ekor anjingnya. Kenyataanya, ia adalah seorang pembunuh bayaran. Di masalalu, ternyata ia pernah bergabung dengan pejuang geurilla, meninggalkan anak istrinya. Sekarang, di hari tuanya, ia sadar bahwa ia amat mencintai anaknya dan ingin sekali bertemu dengannya. Namun itu nyaris tak mungkin karena ia sudah dianggap mati.

Seperti judulnya, Ammores Perros yang berarti Love is Bitch,film ini memang tak ingin menunjukkan cinta yang semanis gulali. Alih-alih, cinta adalah sesuatu yang menyakitkan. Entah dimaksudkan sebagai metafora dengan anjing-anjing yang terus berkeliaran di sepanjang film, mungkin hanya anjinglah yang memiliki kesetiaan cinta yang tulus dan tanpa pamrih pada majikannya.

Cast:
Gael Garcia Bernal  – Octavio
Vanessa Bauche – Susana
Alvaro Guerrero – Daniel
Goya Toledo – Valeria
Emilio Echevarría – El Chivo
Lourdes Echevarría – Maru

Sutradara: Alejandro González Iñárritu
Produser: Alejandro González Iñárritu
Penulis: Guillermo Arriaga
Musik: Gustavo Santaolalla
Sinematografi: Rodrigo Prieto
Editing: Alejandro González Iñárritu, Luis Carballar, Fernando Pérez Unda
Produksi: Zeta Entertainment, Alta Vista Films
Distributor: Nu Vision
Rilis: 14 May 2000 (Cannes)
Durasi: 153 menit
Negara/ Bahasa: Meksiko/ Spanyol

Awards:
Cannes Film Festival 2000:
– Critics Week Grand Prize     (Alejandro González Iñárritu)
– Young Critics Award – Best Feature (Alejandro González Iñárritu)

Academy Awards, USA 2001:
– Nominasi: Best Foreign Language Film (Meksiko)

Golden Globes, USA 2001:
– Nominasi: Best Foreign Language Film (Meksiko)

BAFTA Awards 2002:
– Best Film not in the English Language (Alejandro González Iñárritu )

Ariel Awards, Mexico 2001:
– Golden Ariel – Altavista Films
– Silver Ariel – Best First Work (Mejor Ópera Prima) (Alejandro González Iñárritu)
– Best Editing (Mejor Edición), Best Sound (Mejor Sonido), Best Special Effects (Mejor Efectos Especiales), Best Make-Up (Mejor Maquillaje), Best Set Design (Mejor Ambientación), Best Cinematography (Mejor Fotografía), Best Actor in a Minor Role (Mejor Actor de Cuadro)( Gustavo Sánchez Parra), Best Actor (Mejor Actor) (Gael Garcia Bernal ), Best Direction (Mejor Dirección),
– Nominasi: Silver Ariel: Best Original Score (Mejor Música Compuesta para Cine), Best Costume Design (Mejor Vestuario),
Best Art Direction (Mejor Diseño de Arte), Best Screenplay Written Directly for the Screen (Mejor Guión Cinematográfico Original)

Tokyo International Film Festival 2000:
– Best Director Award, Tokyo Grand Prix (Alejandro González Iñárritu)

dll, lihat imdb.com